Minggu, 08 November 2015

KONSEP MENULIS KARANGAN ILMIAH

A. KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH

Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Membicarakan produk ilmiah, pasti kita membayangkan kehiatan yang dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelitian. Memang temuan ilmiah ini dilakukan melalui penelitiann namun tidak hanya penelitian merupakan satu-satunya karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah ini dimaksudkan adalah sutu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui satu penelitian. Karya tulis ilmiah melaui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memeperjelas karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
Karya tulis ilmiah berfungsi sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuanj melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati.
Ciri-ciri karya tulis keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggung jwabkan secara empiris dan objektif :

 Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah ynag digunakan dalam penulisan.
 Penulisan ilmiah harus mengguankan bahasa yang baik dan benar
 Sebuah kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubunagn apa antara bsubjek dan predikat kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas.
 Pengguanaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang harus disampaikannya.
Dalam penelitian yang digunakan sebagai bagan penukisan karya tulis ilmiah yang mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan penyusunan penlitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untukbermacam-macam tujuan yang sesuai dengan betuk argumentasi yang diajukannya.
Jadi kesimpulannya, penegrtian karya tulis ilmiah adalah tulisan yang membahas ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa tulisan.
Syarat-sayart karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut:

 Medianya menggunakan bahasa tulisan
 Membahas konsep ilmu pengetahuan
 Disusun secara sistematis
 Dituangkan dnegan menggunakan bahsa yang benar artinya bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah dari kalimat.

B. TUJUAN DAN FUNGSI KARYA TULIS ILMIAH
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Memecahkan masalah tertentu.
2. Mencapai tujuan khususnya tertentu.
3. Menambah ilmu pengetahuan dan konsep pengetahuan.
4. Membina kemampuan menulis ilmiah.
5. Membina kemampuan berfikir ilmiah.

Fungsi dari penulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut,
1. Fungsi pendidikan yaitu untuk memberikan pengalaman yang berharga sehingga penulis mampu menulis, berpikir, dan mempertanggung-jawabkan tulisannya secara ilmiah.
2. Fungsi penelitian yaitu sebagai sarana bagi penulisnya guna menerapkan prosedur ilmiah dan mempraktikkannya dalam usaha mengembangkan ilmu pengetahuan.
3. Fungsi fungsional yaitu sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan, tambahan bahan pustaka, dan kepentingan praktis di lapangan dalam satu disiplin ilmu tertentu.

C. JENIS – JENIS KARYA TULIS ILMIAH
Ada berbagai macam cara penggolongan jenis karya tulis ilmiah yang didasarkan pada :
Cara penulisan
yaitu ada karya tulis ilmiah murni yang biasanya ditujukan untuk konsumsi kalangan cendekiawan atau profesi dan karya tulia ilmiah yang ditujukan untuk masyarakat umum dengan tujuan membangkitkan motivasi terhadap suatu pemecahan masalah.
Sumber Utama yang digunakan dalam penulisan, yaitu berupa :
1) Laporan Kasus, yaitu laporan tentang suatu hasil pengamatan/tindakan pemecahan masalah yang belum banyak diketahui orang.
2) Laporan Penelitian yaitu suatu laporan tentang penelitian yang telah diselesaikan oleh penulis dimana masalah penelitiannya diambil dari sekelompok anggota masyarakat dan dilakukan berdasarkan metodologi yang rinci dan terarah.
3) Studi Kepustakaan merupakan penalaahan gagasandari berbagai ahli tentang suatu masalah untuk dibandingkan kemudian disimpulkan menurut pandangan penulis.

D. MANFAAT PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Menurut Sikumbang dalam Haryanto, AG (2000) ada 6 manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah, yaitu sebagai berikut :
a) Melatih mengembangan ketrampilan membaca efektif.
b) Melatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai literatur, mengambil sarinya dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
c) Memperkenalkan penulis pada kegiatan kepustakaan.
d) Meningkatkan ketrampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.
e) Memperoleh kepuasan intelektual.
f) Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan (Zaenal Arifin, E, 2008).

E. TAHAP – TAHAP PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
Pada dasarnya dalam penyusunan karya tulis ilmiah terdapat 5 tahap, yaitu Persiapan, Pengumpulan data, Pengorganisasian dan pengonsepan, pemeriksaan/ penyuntingan konsep dan penyajian.
1. Tahap persiapan, meliputi pemilihan topik/ masalah, penentuan judul dan pembuatan kerangka karangan.
2. Tahap pengumpulan data, meliputi pencarian keterangan dari berbagai literatur, pengumpulan keterangan/data dari pihak – pihak yang dianggap mengetahui masalah yang akan diteliti dan yang terakhir yaitu melakukan percobaan atau pengujian di lapangan atau laboratorium.
3. Tahap pengorganisasian dan pengonsepan ini meliputi pengelompokan data yaitu menelaah bagian – bagian yang harus didahulukan kemudian lakukan pengonsepan berdasarkan data tersebut.
4. Pemeriksaan/ penyuntingan konsep, yang termasuk dalam tahap ini adalah pengecekan dan membaca kembali naskah seta penyaringan kekurangan yang ada.
5. Penyajian, yang termasuk dalam tahap ini adalah pengetikan hasil penelitian (Zaenal Arifin, E, 2008).

F. HAMBATAN DALAM PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
Menurut Danim (2003), salah satu kendala yang dapat disebut sebagai kendala utama penyelesaian akhir program, adalah kesukaran penulisan karya tulis akhir dan hal ini sering kali menjadi salah satu faktor penghambat. Beberapa hambatan dalam kesalahan umum yang sering terjadi dikalangan mahasiswa dalam proses perkuliahan karya tulis akhir adalah sebagai berikut :
1) Kesalahan dalam perumusan studi penelitian
2) Kesalahan dalam penelusuran pustaka
3) Kesalahan dalam proses pengumpulan data penelitian
4) Kesalahan dalam penggunaan instrument pengukuran standart
5) Kesalahan dalam penerapan alat-alat statistik
6) Kesalahan dalam menyusun rancangan penelitian dan metodologi
7) Kesalahan dalam teknik pengumpulan data
8) Kesalahan dalam aplikasi metode penelitian.

Potensi dasar mahasiswa kurang memadai, intensitas bimbingan oleh pembimbing masih lemah, birokrasi penelitian, kebijakan lembaga, keterbatasan fasilitas dapat menimbulkan makin besar faktor penghambat tersebut, administrasi penelitian yang sangat birokratis juga sudah bukan rahasia lagi dikalangan mahasiswa (Danim, 2003).

G. MACAM-MACAM DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
1) Makalah.
Karya ilmiah yang memuat topik tertentu yang disajikan pada sebuah forum ilmiah atau disusun untuk sebuah kepentingan tertentu, misalnya tugas kuliah. Makalah dihasilkan dari sebuah penelitian, hasil pemikiran dan kajian literatur yang memadai. Makalah harus disusun berdasarkan sebuah topik keilmuan tertentu. Makalah dikategorikan menjadi dua yaitu, makalah biasa dan makalah posisi. Makalah biasa disusun oleh para mahasiswa untuk menyelesaikan tugas perkuliahan. Sedangkan makalah mendeskripsikan masalah atau topik teoritis yang dibahas.
Karakteristik dari sebuah makalah adalah sebagai berikut,
a. Hasil kajian pustaka atau laporan pelaksanakan suatu kegiatan lapangan yang sesuai dengan cakupan permasalahan suatu bidang keilmuan.
b. Kemampuan penulis untuk memahami tentang permasalahan teoritis yang dikaji dan menerapkan prosedur, prinsip, dan teori yang berhubungan dengan bidang keilmuan.
c. Kemampuan penulis dalam memahami isi dari berbagai sumber yang digunakan.
d. Kemampuan penulis dalam meramu berbagai sumber informasi dalam suatu kesatuan sintesis yang utuh.

2) Laporan Penelitian.
Laporan penelitian dilakukan sebagai bukti bahwa seseorang telah melakukan penelitian yang disusun berdasarkan langkah-langkah penelitian dan temuan yang diperoleh pada saat penelitian dilakukan.
Karakteristik yang harus ada dalam sebuah laporan penelitian adalah sebagai berikut,
1) Sistematika laporan yang berurutan. Mencakup hal- hal berikut pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran.
2) Bahasa yang digunakan harus menggunakan bahasa indonesia ilmiah.
3) Isi yang dituliskan harus benar-benar hasil penelitian yang dilakukan.
4) Data yang dicantumkan harus obyektif berdasarkan temuan
5) Teori yang disajikan harus mendukung data dan temuan penelitian.

3) Kertas Kerja.
Kegiatan tertentu yang telah dilaksanakan oleh penelitinya, misalnya kuliah kerja nyata, praktik kerja lapangan, kerja laboratorium atau kegiatan sejenis lainnya. Sistematika penulisannya bergantung pada lembaga yang menugaskan penulisan untuk melakukan kegiatan tersebut.

4) Skripsi.
Merupakan karya tulis resmi yang membahas permasalahan dalam bidang tertentu yang digunakan sebagai syarat penyelesaian studi akhir jenjang sarjana.

5) Tesis
Karya tulis ilmiah resmi yang disusun oleh seorang mahasiswa sebagai salah satu syarat menyelesaikan bidang studi magister (S2).

6) Disertasi.
Karya tulis ilmiah resmi akhir untuk menyelesaikan program doktor (S3).

7) Karya Tulis Ilmiah Popular.
Merupakan karya tulis ilmiah yang medianya berupa media cetak atau media elektronik yang dipublikasikan kehadapan publik pembaca.

CONTOH PENULISAN ILMIAH:

CATATAN HARIAN MENGENAI PENULISAN ILMIAH

Pada semester 5 lalu saya sudah memulai untuk mengerjakan penulisan ilmiah. Ini pengalaman pertama saya dalam membuat karya ilmiah,walaupun sebelumnya pernah membuat hal yang serupa seperti makalah. Waktu mengajukan judul kepada dosen pembimbing alhamdulillah judul yang saya berikan di acc dan langsung mengerjakan ke BAB1. Pada penulisan di BAB1 saya belum menemukan kesulitan yang berarti, hanya menentukan konsep konsep apa saja yang akan dibahas untuk menulis. Setelah selesai BAB1, saya lanjut ke BAB2. Pada BAB2 ini saya cukup merasa kebingungan mencari teori teori yang mendukung untuk suatu penulisan karya ilmiah yang saya buat. Banyak definisi para ilmuwan yang mengarah ke penulisan saya,disitu pun saya berkonsultasi kepada dosen pembimbing untuk mempertimbangkan teroi mana yang akan diambil. Setelah itu memulai peyusunan BAB2 sesuai dengan teori yang diberikan oleh dosen pembimbing. Lanjut di BAB3, saya mulai menentukan beberapa dimensi untuk mengajukan kuesioner kepada responden untuk menghasilkan data pada penulisan saya. Sempat ada pro dan kontra antara saya dan dospem, yaitu menentukan jumlah pertanyaan dalam satu dimensi. Setelah dikaji dan akhirnya saya sudah menemukan beberapa pertanyaan yang sekiranya mendukung untuk mendapatkan sebuah data dalam penulisan saya. Disitulah saya memulai penyebaran kuesioner kepada 100 responden di wilayah yang telah ditentukan. Memulai di BAB4, setelah mendapatkan semua data dari reponden saya mulai memasukkan data tersebut untuk diolah dalam SPSS. Cukup rumit bila datanya tidak valid dan harus mengganti angka yang telah tertera pada kuesioner untuk menjadikan data tersebut valid. Dan sampai sekarang penulisan saya belum selesai dikarenakan fokus untuk UTS di kampus. Setelah selesai UTS baru akan mulai melanjutkannya lagi.




SUMBER:

http://Nurrulwahiddahh.blogspot.co.id/2014/konsep-dasar-tujuan-dan-fungsi-serta.html
https://haririyanto.wordpress.com/2015/05/30/softskill-bahasa-indonesia-3/

ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH

A. DEFINISI PENALARAN
Menurut Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat ilmiah dan tidak ilmiah. Bernalar akan membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktifitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip penalaran. Bernalar mengarah pada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena penalaran mendidik manusi bersikap objektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi”.
Dalam sumber yang sama, Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah proses berpikir yang logis dengan berusaha menhubung-hubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan. Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran akan terlihat dalam pola pikir penyusun karangan itu sendiri. Fakta adalah kenyataan yang dapat diukur dan dikenali. Untuk dapat bernalar, kita harus mengenali fakta dengan baik dan benar. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan, yaitu kegiatan yang menggunakan panca indera, melihat, mendengar, membaui, meraba, dan merasa. Dengan mengamati fakta, kita dapat menghitung, mengukur, menaksir, memberikan ciri-ciri, mengklasifikasikan, dan menghubung-hubungkan. Jadi, dasar berpikir adalah klasifikasi”.

B. MENULIS SEBAGAI PROSES PENALARAN

Menulis merupakan proses bernalar. Untuk menulis suatu topik kita harus berfikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan dan sebagainya.

C. Jenis Penalaran
Minto Rahayu, (2007 : 41), penalaran dapat dibedakan dengan cara berfikir dan bernalar, induktif serta deduktif. Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Berfikir dan Bernalar
Selama kita sadar maka kita selalu berfikir. Pada waktu kita berfikir, dalam benak kita timbul serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini dapat tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran penuh, misalnya saat kita melamun.
Kegiatan berfikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan dan bertujuan untuk sampai kepada kesimpulan atau disebut dengan bernalar.
Proses penalaran/bernalar merupakan proses berfikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan mengemukakannya kepada orang lain. Kegiatan penalaran dapat bersifat ilmiah dan non ilmiah. Dari prosesnya, penalaran dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif, berikut penjelasannya:

1.1. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Proses induksi dapat dibedakan menjadi:
a. Generalisasi ialah proses berpikir berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
b. Analogi ialah suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan atau inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan beberapa gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri esensial penting yang bersamaan.
c. Sebab akibat, prinsip umum hubungan sebab akibat menyatakan bahwa semua peristiwa harus ada penyebabnya.

1.2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Penalaran dalam karangan. Dalam praktiknya proses induktif dan deduktif ini diwujudkan dalam satuan-satuan tulisan yang merupakan paragraf. Pada paragraf deduktif kalimat utamanya terdapat pada awal kalimat, sedangkan pargraf induktif pada akhir kalimat.

Proses induktif dan deduktif juga diterapkan dalam mengembangkan seluruh karangan. Karya ilmiah merupakan sintesis antara proses induktif dan deduktif. Yang diuraikan diatas adalah arah atau alur penalaran dan bagaimana perwujudannya di dalam tulisan atau karangan.

2. Isi Karangan

Isi karangan menyajikan fakta yang berupa benda, kejadian, gejala, sifat ramalan, dan sebagiannya. Karya ilmiah membahas fakta meskipun untuk pembahasan ini diperlukan teori atau pendapat. Dalam bagian ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan fakta, yaitu generalisasi dan spesifikasi, klasifikasi, perbandingan dan pertentangan, hubungan sebab akibat, analogi, dan ramalan.

2.1. Urutan Logis
Suatu karangan harus merupakan suatu kesatuan, sehingga harus dikembangkan dalam urutan yang sistematis, jelas, dan tegas. Urutan dapat disusun berdasarkan waktu, ruang, alur nalar, kepentingan dan sebagainya.

2.1.1 Urutan Waktu (kronologis)
Perhatikan paragraf berikut :
Dahulu sebelum cara immunisasi ditemukan selama puluhan abad, puluhan ribu penduduk dunia mati akibat berbagai penyakit. Di Inggris saja sebelum ditemukan vaksin cacar, kurang lebih 80.000 ribu orang mati karena penyakit itu. Penemuan vaksin sejak abad ke-18 sangat memperkecil angka kematian tersebut.

Tulisan di atas dikembangkan secara kronologis, artinya berdasarkan urutan waktu. Perhatikan kata-kata yang menunjukkan hubungan kronologis tersebut. Urutan kronologis di dalam tulisan secara eksplisit dinyatakan dengan kata-kata atau ungkapan-ungkapan seperti : dewasa ini, sekarang, bila, sebelum, sementara, selanjutnya dan sebagainya.
Pengembangan tulisan dengan urutan kronologis biasanya dipergunakan dalam memaparkan sejarah, proses, asal-usul, dan riwayat hidup (biografi).

2.1.2 Urutan Ruang (Spasial)
Urutan ini dipergunakan untuk menyatakan tempat atau hubungan dengan ruang.
Contoh :
Jika anda memasuki pekarangan bangunan kuno itu, setelah anda melalui pintu gerbang kayu penuh ukiran indah, Anda akan berada pada jalan berlantai batu hitam yang membelah suatu lapangan rumput yang dihiasi petak bunga-bungaan dan pohon-pohonan peneduh. Di kiri kanan jalan itu agak ke tengah terdapat lumbung padi, puncaknya berbentuk seperti tanduk dan beratap ijuk.

Ungkapan yang tercetak miring adalah menyatakan urutan ruang.

2.1.3 Urutan Alur Penalaran
Berdasarkan alur penalarannya, suatu paragraf dapat dikembangkan dalam urutan umum-khusus dan khusus-umum. Urutan ini menghasilkan paragraf deduktif dan induktif. Urutan umum – khusus banyak dipergunakan dalam karya ilmiah. Tulisan yang paragraf-paragrafnya dikembangkan dalam urutan ini secara menyeluruh lebih mudah dipahami isinya. Dengan membaca kalimat-kalimat pertama pada paragraf, maka pembaca dapat mengetahui garis besar isi seluruh karangan.
Contoh :
Semua mahasiswa selalu memperingati HUT Proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus sebagai wujud dari nasionalisme. Beberapa hal yang bisa mereka tunjukkan adalah dengan mengadakan berbagai acara seperti lomba pidato, mengarang, debat dll.

2.1.4 Urutan Kepentingan
Suatu karangan dapat dikembangkan dengan urutan berdasarkan kepentingan gagasan yang dikemukakan. Dalam hal ini arah pembicaraan ialah dari yang paling penting sampai kepada yang paling tidak penting atau sebaliknya.

3.1.1 Generalisasi dan Spesifikasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati Dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh- contoh, data statistik dan sebagainya.

Contoh Paragraf Generalisasi :
Untuk menjadi karyawan PT Digital Modern, syarat utamanya adalah sarjana. Akan tetapi, tidak cukup sarjana saja. Calon karyawan harus memiliki Indeks Prestasi bagus di Perguruan Tingginya, minimal 2,75. Calon karyawan juga harus menguasai salah satu bahasa asing, Inggris atau Mandarin. Jika semua persyaratan administratif sudah terpenuhi, mereka harus lulus serangkaian tes yang diselenggarakan oleh PT Digital Modern. Jadi, memang tidak mudah untuk dapat diterima menjadi karyawan PT Digital Modern

3.1.2 Analogi
Penalaran analogi dilakukan dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi keduanya memiliki beberapa sisi persamaan Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan : Sebab - akibat atau akibat - sebab.

Contoh paragraf analogi :
Orang yang memiliki ilmu pengetahuan luas dan berpendidikan tinggi seharusnya bersifat seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi. Semakin ia berwawasan, semakin ia merendahkan hatinya seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.

3.1.3 Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan sebab- akibat atau akibat-sebab

Contoh paragraf kausalitas (sebab-akibat)
Penduduk dari daerah banyak yang hijrah ke Jakarta. Mereka terimingi-imingi oleh gambaran kehidupan mewah di Jakarta dan kemudahan mencari kerja.
Akibatnya, Jakarta semakin penuh oleh pendatang Lalu lintas Jakarta makin lama makin padat. Kebijakan pemerintah tentang MRT belum bisa terlaksana, sedangkan pertumbuhan mobil semakin tidak terkendali.

D. KETERKAITAN PENALARAN DALAM PROSES PENULISAN ILMIAH

Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu sendiri. Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek tersebut adalah:

1) Aspek Keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.

2) Aspek Urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatu yang harus didahulukan atau ditampilkan kemudian dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan. Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu. Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah.


3) Aspek argumentasi
Aspek argumentasi adalah bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.

4) Aspek Teknik Penyusunan
Aspek teknik penyusunan adalah bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten, karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu dan terknik bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.

5) Aspek Bahasa
Aspek bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa karangan ilmiah harus disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis



SUMBER :

http://yudinda.blogspot.co.id/2015/04/aspek-penalaran-dalam-karangan-ilmiah.html
http://agungpribowo1994.blogspot.co.id/2015/04/aspek-penalaran-dalam-karangan-ilmiah.html
http://lestarianggriani.blogspot.co.id/2015/04/aspek-penalaran-dalam-karangan-ilmiah.html
http://nurii-thaa.blogspot.com/2014/03/konsep-penalaran-ilmiah-dalam-penulisan.html