Kamis, 31 Desember 2015

RANCANGAN USULAN PENELITIAN

A. Fungsi Rancangan Usulan Penelitian:

1. Sebagai kerangka operasional penelitian (blue print)
2. Menegaskan kedalaman (intensitas) dan keleluasaan (ekstensitas) penelitian.
3. Memperkirakan penelitian yang akan dihadapi dan rancangan alteratif penyelesaiannya.
4. Mengetahui kelemahan hasil penelitian

B. Bentuk dan Isi Usulan Penelitian

Bentuk Usulan Penelitian:
Suatu penelitian itu mungkin bermaksud dan bertujuan untuk memperoleh data informasi dan kemudian untuk bahan menulis. Misalnya
1. Skripsi
2. Makalah untuk seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya
3. Karangan ilmiah
4. Tesis magister/disertasi doktor
5. Laporan proyek

Isi Usulan Penelitian:

1. Bagian Awal

a) Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan.
Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat : “Rancangan Usulan Penelitian Untuk Disertasi” (skripsi, tesis, laporan dll).

b) Identitas penyusun rancangan.
Didahului dengan kata oleh lalu ditulis nama peneliti, atau identitas lainnya yang dianggap penting. Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.

c) Tanggal pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.

Diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
pada tanggal
………………………….. 20………

2. Bagian Utama

a) Rasional dari judul yang dipilih.

Rasional dari judul yang dipilih. Memberikan nalar dan pembenaran terhadap pemilikan dan perumusan judul yang dipilih. Pada bagian ini dapat dilengkapi dengan pertanyaan penelitian, hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi. Uraian tentang perkiraan hasil (kuantitatif/kualitatif) yang diperkirakan akan dicapai. Diuraikan pula masalah atau hambatan yang diperkirakan akan dihadapi yang dapat mempengaruhi untuk penelitian.

b) Perumusan masalah, telaah pustaka dan penelitian terdahulu.

Dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi, unsur pokok perumusan masalah ini mempunyai peranan lebih penting dari unsur-unsur pokok lain. Didalam perumusan masalah inilah akan terlihat kesiapan akademik penyusunan rancangan usulan penelitian itu. Unsur pokok perumusan masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :
1) Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
2) Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
3) Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar.

Tujuan dan kegunaan penelitian.
Dalam fasal tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara spesifik tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam penelitian itu dan kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang dirancangkan.

c) Kerangka pemikiran teoritis.

Fasal kerangka pemikiran teoritis memuat garis-garis besar pemikiran teoritis, termasuk telaah pustaka yang akan menuntun penyusun dalam membangun teori yang akan disajikan dan diuji dalam rangka penyusunan disertasi.

d) Rancangan hipotesis, jika dipakai.

Hipotesis, jika ada, hendaklah dirumuskan dengan tepat, singkat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.

e) Metode penelitian.
Pasal metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti.
2. Penjelasan tentang populasi serta rancangan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
3. Metode pengumpulan data dan alat pengambil data yang akan digunakan.
4. Bahan-bahan yang akan dipakai, kalau ada.
5. Alat-alat perlengkapan yang akan dipakai, kalau ada.
6. Teknik atau model analisis yang akan dipakai.
7. Rancangan aturan-aturan untuk menerima atau menolak hipotesis.

f) Hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi.
g) Jadwal penelitian.

Jadwal penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
1. Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan.
2. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan bulan.
3. Rincian kegiatan untuk tahap masing-masing.

3. Bagian Akhir

a) Daftar pustaka sementara.

Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian. Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah seperti disebutkan dibawah ini :

a) Untuk buku :
1. Nama penulis
2. Tahun penerbitan
3. Judul buku
4. Editor
5. jilid ke-
6. Nama penerbit
7. Tempat penerbitan.
8. Halaman

b) Untuk jurnal :
1. Nama penulis
2. Tahun penerbitan
3. Judul tulisan
4. Nama jurnal
5. Jilid (dan nomor)
6. Halaman

c) Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim.
d) Cara menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku.

b) Daftar riwayat hidup penyusun rancangan.

Daftar riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan usulan penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Nama lengkap dan derajat akademik
2. Tempat dan tanggal lahir
3. Pangkat dan jabatan
4. Riwayat pendidikan tinggi
5. Karya ilmiah
6. Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan
7. Penghargaan ilmiah, bila ada.

C. Usulan Penelitian

Langkah-Langkah dalam Usulan Penilitian:

1. Judul Penelitian

Judul penelitian merupakan pencerminan dari tujuan penelitian. Oleh karena tujuan penelitian itu dirumuskan dari masalah penelitian atau dengan kata lain tujuan penelitian itu merupakan jawaban sementara dari pertanyaan-pertanyaan penelitian maka judul penelitian juga mencerminkan masalah penelitian. Apabila suatu penelitian berjudul Ketidakseimbangan Imunisasi Polio pada Anak-Anak Balita di Wilayah Kabupaten Bogor maka hal ini mencerminkan bahwa masalah yang dihadapi Kabupaten Bogor pada saat itu adalah bahwa angka drop out atau ketidaksinambungan imunisasi sangat tinggi.
Judul penelitian tersebut juga mencerminkan bahwa tujuan penelitian akan mencoba mengungkapkan masalah-masalah (faktor-faktor) yang menyebabkan ketidaksinambungan imunisasi polio tersebut di Kabupaten Bogor. Dengan kata lain penelitian ini secara implisit akan mencari faktor-faktor yang berpengaruh atau berhubungan dengan drop out atau ketidaksinambungan imunisasi polio pada anak balita.

2. Latar Belakang Masalah

Dalam latar belakang masalah penelitian akan diuraikan fakta-fakta, pengalaman-pengalaman si peneliti, hasil-hasil penelitian dari orang lain, atau teori-teori yang melatarbelakangi masalah yang ingin diteliti. Dengan uraian tentang fakta, pengalaman dan teori-teori tersebut maka orang lain (pihak pemberi dana atau pembimbing) diyakinkan bahwa masalah yang akan diajukan tersebut cukup penting dan cukup justified.
Dalam latar belakang harus dengan jelas diuraikan mengapa masalah tersebut dipilih ? Apa justifikasinya ? Mengapa penelitian itu diadakan di wilayah tertentu ?
Apabila judul penelitian seperti contoh di atas (Ketidaksinambungan Imunisasi Polio pada Anak Balita di Wilayah Kabupaten Bogor) maka latar belakang harus diuraikan :

a. Peranan atau pentingnya imunisasi polio pada anak balita.
b. Masalah polio di Indonesia dan program imunisasi polio di Indonesia.
c. Masalah drop out atau ketidaksinambungan imunisasi polio secara umum di Indonesia.
d. Masalah drop out imunisasi polio di Kabupaten Bogor.

Agar masalah yang akan diteliti tersebut cukup justified, uraian latar belakang tersebut harus didukung atau disertai dengan data atau fakta-fakta empiris.

3. Perumusan Masalah

Sebelum diuraikan bagaimana merumuskan masalah penelitian, terlebih dahulu akan dibahas apa yang dimaksud dengan masalah. Masalah adalah kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan, antara apa yang diinginkan atau yang dituju dengan apa yang terjadi atau faktanya. Kembali kepada contoh judul penelitian tersebut diatas, itu bersumber kepada masalah penelitian yang ada, yakni kesenjangan antara harapan (imunisasi polio pada anak akan selalu berkesinambungan memperoleh imunisasi polio I, polio II dan polio III), tetapi kenyataannya atau yang terjadi tidak demikian (sebagian besar dari anak balita hanya memperoleh imunisasi polio I saja).
Contoh lain adalah penyuluhan dan kampanye tentang posyandu di Indonesia telah meluas. Berbagai media dan cara telah dilakukan baik oleh instansi kesehatan maupun diluar kesehatan, baik oleh petugas maupun masyarakat sendiri. Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan posyandu menjadi milik masyarakat dan dimanfaatkan, dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat.
Tetapi dari hasil penelitian Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM-UI pada tahun 1990, baru sekitar 40% masyarakat mengembangkan, memelihara dan memanfaatkan posyandu. Disinilah adanya kesenjangan atau gap dan inilah masalah penelitian.
Mengenai bagaimana memilih masalah penelitian yang baik, pada uraian-uraian sebelumnya telah dijelaskan. Memilih masalah penelitian yang baik dan yang akan digunakan untuk kepentingan program maupun untuk kepentingan penulisan ilmiah dapat digunakan kriteria-kriteria yang akan diuraikan dalam bab lain.
Merumuskan masalah penelitaian ini dapat dilakukan dalam bentuk pernyataan (problema statement) dan juga dalam bentuk pertanyaan (research question).
Contoh : Posyandu di wilayah Kabupaten Bogor sudah merata, hampir tiap RW telah mempunyai posyandu. Penyuluhan-penyuluhan tentang imunisasi telah berjalan dengan baik di posyandu-posyandu. Namun angka drop out imunisasi polio masih tinggi, sekitar 75%. Hal ini berarti, kesinambungan imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten Bogor tersebut rendah.

Dari pernyataan penelitian ini kemudian dapat dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian :
a. Mengapa kesinambungan imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten Bogor
rendah (mengapa angka drop out imunisasi polio tinggi) ?
b. Faktor-faktor apa yang menyebabkan atau mempengaruhi ketidaksinambungan
imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten Bogor ?

4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana atau data (informasi) apa yang akan dicari melalui penelitian itu ? Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measurable).
Misal :
a. Memperoleh informasi (data) tentang jumlah pemeriksaan ibu-ibu hamil di
kecamatan X selama kehamilan.
b. Memperoleh informasi tentang hubungan antara frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan BBL (berat badan bayi lahir).

Biasanya tujuan penelitian dibedakan atas 2 yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan khusus pada hakekatnya adalah penjabaran dari tujuan umum.

o Tujuan Umum :
Diketahuinya hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih yang digunakan dengan terjadinya diare di wilayah Kota Jakarta Pusat.

o Tujuan Khusus :

a) Diketahuinya jenis sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat Jakarta Pusat.
b) Diketahuinya kondisi / kualitas fisik sarana air bersih tersebut.
c) Diketahuinya hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih dengan kualitas airnya.
d) Diketahuinya hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih dengan kejadian diare.

Apabila tujuan umum suatu penelitian tidak dapat atau tidak perlu dispesifikasikan lagi maka tidak perlu adanya tujuan umum dan tujuan khusus, cukup dibuat “Tujuan Penelitian” saja.

5. Manfaat Penelitian

Yang dimaksud dengan manfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian nanti baik bagi kepentingan pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, dalam manfaat penelitian harus diuraikan secara terinci manfaat atau apa gunanya hasil penelitian nanti. Dengan kata lain, data (informasi) yang akan diperoleh dari penelitian tersebut akan dimanfaatkan untuk apa dalam rangka pengembangan program kesehatan. Dari segi ilmu, data atau informasi yang diperoleh dari penelitian tersebut mempunyai kontribusi apa bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Contoh :
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam rangka meningkatkan upaya-upaya pencegahan diare khususnya di wilayah Kota Jakarta Pusat.

b. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya di bidang sanitasi lingkungan (untuk ilmu).
Beberapa peneliti (mahasiswa) kadang-kadang manfaat penelitian ini juga dilihat dari kepentingan pribadi peneliti yakni sebagai pengalaman proses belajar-mengajar khususnya dalam bidang metodologi penelitian. Tetapi menurut penulis, hal ini lebih baik tidak perlu dimasukkan dalam manfaat penelitian.

6. Tinjauan Kepustakaan (Literature Review)

Untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam usulan penelitian, diperlukan tinjauan kepustakaan yang kuat. Tinjauan kepustakaan ini sangat penting dalam mendasari penelitian yang akan dilakukan.
Tinjauan kepustakaan (literature review) ini biasanya mencakup 2 hal yaitu :

a) Tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (diamati). Juga agar peneliti dapat meletakkan atau mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digeluti. Oleh sebab itu sering didalam tinjauan kepustakaan ini diuraikan “kerangka teori” sebagai dasar untuk mengembangkan “kerangka konsep penelitian”.

b) Tinjauan dari hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Selain akan memperluas pandangan dan pengetahuan peneliti, juga peneliti dapat menghindari “pengulangan” dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan orang lain (menjaga originalitas penelitian). Dalam tinjauan kepustakaan (literature review), peneliti (calon peneliti) hanya mencoba meninjau atau review terhadap teori-teori dan hasil-hasil penelitian orang lain, apa adanya saja. Hal ini berarti bahwa pemikiran dan pendapat-pendapat pembuat proposal penelitian tidak seyogyanya dimasukkan ke dalam Tinjauan Kepustakaan tersebut.

7. Kerangka Konsep dan Hipotesis

7.1 Kerangka Konsep-Konsep

Dari tinjauan kepustakaan dan kerangka teori serta masalah penelitian yang telah dirumuskan tersebut maka dikembangkan suatu Kerangka Konsep Penelitian. Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antar konsep atau antar variabel yang akan diamati (diukur) melalui suatu penelitian.
Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh sebab itu konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan diukur maka konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variabel-variabel. Dari variabel itulah, konsep dapat diamati dan diukur.
Contoh : Ekonomi keluarga adalah suatu konsep, untuk mengukur konsep ekonomi, dapat melalui variabel pendapatan atau pengeluaran keluarga. Tingkat sosial merupakan konsep, maka untuk mengukur tingkat sosial seseorang dapat melalui variabel pekerjaan.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur( melalui penelitian yang dimaksud.
Contoh : Kerangka Konsep Penelitian (lihat bagan)
Konsep-konsep (variabel-variabel) yang akan diamati berdasarkan contoh bagan tersebut adalah pendidikan, perilaku, status ekonomi, status sosial, kualitas fisik sarana air bersih dan kualitas air bersih sebagai variabel bebas (independent varables) dan kejadian diare sebagai variabel terikat (dependent variable). Sekaligus penelitian ini akan membuktikan pengaruh dari tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel tingkat (kejadian diare). Namun demikian kualitas air bersih sebagai variabel dependen untuk variabel-variabel bebas : pendidikan, kualitas sarana air bersih, status ekonomi, dan sebagainya.

7.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Biasanya hipotesis dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Hipotesis berfungsi untuk menentukan ke arah pembuktian, artinya hipotesis ini merupakan pernyataan yang harus dibuktikan. Kalau hipotesis tersebut terbukti maka menjadi thesis.
Rumusan hipotesis sudah mencerminkan variabel-variabel yang akan diamati dan diukur, dan bentuk hubungan antara variabel-variabel yang akan dihipotesiskan. Oleh sebab itu hipotesis seyogyanya spesifik, konkret dan observable (dapat diamati / diukur).
Kadang-kadang hipotesis tersebut dapat dijabarkan kedalam hipotesis-hipotesis yang lebih spesifik lagi (sub hipotesis). Beberapa orang sering membedakan adanya hipotesis mayor dan hipotesis minor. Hipotesis mayor masih lebih bersifat umum sedangkan hipotesis minor lebih bersifat khusus (spesifik) dan penjabaran dari hipotesis mayor.
Contoh : Hipotesis Mayor :
Kualitas air bersih ditentukan oleh kualitas sarana air bersih, perilaku, pendidikan, dan sosial ekonomi keluarga.
Hipotesis Minor (Sub Hipotesis) :
a. Makin tinggi pendidikan makin baik kualitas air bersihnya.
b. Makin baik kualitas sarana air bersih makin baik kualitas air bersih.
c. Makin baik perilaku makin baik kualitas air bersih.
d. Makin tinggi tingkat ekonomi makin baik kualitas air bersih.

Apabila suatu hipotesis sudah spesifik dan tidak perlu dijabarkan lagi maka hipotesis minor (sub hipotesis) tidak perlu disusun lagi.

7.3 Defenisi Operasional Variabel

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati / diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau defenisi operasional. Defenisi operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur).
Contoh :
a) Sarana air bersih
Bangunan atau alat yang digunakan untuk mendapat air bersih, berupa sumur pompa tangan, sumur gali, PAM dan sebagainya.
b) Diare, Gangguan / penyakit perut yang ditandai dengan mencret / berak-berak encer lebih dari 3 kali sehari.
c) Anemia ibu hamil, Keadaan kadar hemoglobin di dalam darah ibu hamil yang lebih rendah daripada nilai normal, yaitu 11 gram%.

Pada waktu menyusun defenisi operasional variabel biasanya sekaligus diidentifikasi skala pengukuran variabel yang digunakan, apakah nominal, ordinal, interval ataukah rasio. Misalnya variabel air bersih menggunakan skala pengukuran ordinal (baik, sedang, kurang) dan sebagainya.

8. Metode Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan tentang metode dan cara yang akan digunakan dalam penelitian. Oleh sebab itu dalam uraian ini telah tercermin langkah-langkah teknis dan operasional penelitian yang akan dilaksanakan. Beberapa peneliti menggunakan istilah desain penelitian (research design) karena dari situ akan tampak rancangan penelitian yang akan dilaksanakan.
Beberapa peneliti lain menggunakan istilah bahan dan cara (material and method). Menurut penulis, istilah ini hanya cocok untuk penelitian-penelitian yang berkaitan dan menggunakan bahan atau materi seperti mikroskop, object glass, bahan-bahan kimia dan sebagainya pada penelitian di laboratorium. Dalam uraian metode penelitian atau bahan dan cara ini mencakup berikut ini :

8.1 Jenis penelitian

Menjelaskan termasuk ke dalam jenis pendekatan atau metode yang mana, penelitian yang diusulkan tersebut. Misalnya penelitian itu menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau variabel akibat, akan dikumpulkan dalam waktu yang bersama.

8.2 Populasi dan Sampel

Dalam bagian ini diuraikan populasi penelitian dan sampel. Dalam populasi dijelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan mana yang menjadi sasaran penelitian tersebut.
a. Misal : Populasi dalam penelitian adalah ibu-ibu yang berdomisili di Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
b. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berumur antara 12-18 tahun yang bertempat tinggal di DKI Jakarta, dan sebagainya.
Sedangkan sampel harus disebutkan teknis pengambilan sampel, apakah random dan random yang mana. Disamping teknis pengambilan sampel maka perlu dijelaskan juga besarnya sampel, beserta rumusnya (bila ada).

8.3 Cara Pengumpulan Data

Dijelaskan cara atau metode yang digunakan untuk pengumpulan data. Dalam suatu penelitian kadang-kadang tidak hanya menggunakan satu cara pengumpulan data. Misalnya : di samping metode wawancara (interview), kadang-kadang perlu dilengkapi dengan observasi (pengamatan) atau sebaliknya. Metode angket juga kadang-kadang perlu dilengkapi dengan wawancara dan sebagainya. Pengumpulan data kadang-kadang tidak dilakukan oleh peneliti tetapi menggunakan orang lain yang disebut surveyor atau interviewer. Untuk mencegah adanya data yang bias maka para petugas pengumpulan data tersebut diberikan pelatihan terlebih dahulu oleh peneliti sendiri. Selain diberikan teknik-teknik pengumpulan data (wawancara, obserview dan sebagainya) juga diberikan penjelasan tentang cara-cara pengisian instrumen (kuesioner), editing, coding dan sebagainya.

8.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen ini dapat berupa kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya. Apabila data yang akan dikumpulkan adalah data yang menyangkut pemeriksaan fisik maka instrumen penelitian ini dapat berupa stetoskop, tensimeter, timbangan, meteran atau alat antropometrik lainnya untuk mengukur status gizi dan sebagainya. Agar instrumen penelitian valid dan reliable maka sebelum digunakan perlu diuji coba (pre test) terlebih dahulu. Yang dimaksud valid adalah instrumen sebagai alat ukur benar-benar mengukur apa yang diukur. Sedangkan reliable artinya instrumen sebagai alat ukur dapat memperoleh hasil ukur yang ajeg (konsisten) atau tetap asas. Uji instrumen ini dapat menggunakan rumus korelasi product moment.

8.5 Rencana Pengelolaan dan Analisis Data

Bagian ini harus diuraikan rencana yang akan dilakukan untuk mengolah dan analisis data. Dijelaskan proses pengolahan datanya dari editing, coding dan sebagainya sampai dengan data entry (apabila pengolahan dilakukan dengan komputer). Juga dijelaskan bagaimana data itu akan diolah dengan manual atau dengan menggunakan bantuan komputer. Selanjutnya diuraikan rencana yang akan dilakukan untuk menganalisis data serta uji statistik yang akan digunakan termasuk program komputer untuk uji statistik tersebut.

9. Jadwal Kegiatan

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian beserta waktu berjalannya atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Biasanya jadwal kegiatan ini disusun dalam bentuk suatu gant’s chart.
Contoh Sederhana :

---------------------------------------------------------
Bulan ke :
Kegunaan -----------------------------
1 2 3 4 5 6
---------------------------------------------------------
1. Penyusunan Proposal X
2. Penyusunan Instrumen X
3. Persiapan Lapangan XX
4. Uji Coba Instrumen XX
5. Pengumpulan Data XX XXX XX
6. Pengolahan Data XX
7. Analisis Data X XX
8. Penyusunan Laporan X
---------------------------------------------------------

10. Organisasi

Menguraikan susunan atau organisasi penelitian. Lazimnya organisasi penelitian terdiri dari peneliti utama (principal investigator), peneliti (anggota peneliti), surveyor (petugas pengumpulan data) dan sekretariat. Kadang-kadang ditambah dengan penasehat dan konsultan.

11. Rencana Biaya (Anggaran)

Diuraikan besarnya biaya per kegiatan serta jumlah keseluruhan biaya penelitian tersebut. Kegiatan yang dapat dibiayai oleh suatu kegiatan penelitian dimulai dari rapat-rapat penyusunan proposal, instrumen dan sebagainya sampai dengan penulisan hasil penelitian bahkan sampai dengan biaya seminar hasil penelitian.

12. Daftar Kepustakaan

Adalah semua literatur atau bacaan yang digunakan untuk mendukung dalam menyusun proposal tersebut. Literatur ini umumnya terdiri dari buku-buku teks, majalah atau jurnal ilmiah, makalah ilmiah, skripsi, thesis atau disertasi. Telah diuraikan teknik penyusunan proposal atau usulan penelitian, khususnya untuk kepentingan penelitian yang hasilnya akan digunakan untuk pembuatan skripsi (S1), thesis (S2), atau disertasi (S3). Pedoman ini juga dapat digunakan untuk penyusunan proposal berkaitan dengan proyek atau kepentingan program, dengan catatan dan uraian tentang Tinjauan Kepustakaan dan Kerangka Konsep dan Hipotesis biasanya tidak lazim dimasukkan.


Sumber :

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cet. ke-2, Januari. Jakarta : Rineka Cipta. 2002.
http://herlinaaoctaviana.blogspot.co.id/2014/05/rancangan-usulan-penelitian.html
http://www.hanyacontoh.com/2014/07/contoh-laporan-penelitian-sederhana.html
https://fauziahfia.wordpress.com/2015/01/17/laporan-ilmiah/
http://arviology.blogspot.co.id/2015/05/rancangan-usulan-penelitian.html

LAPORAN ILMIAH (Softskill Bab 12)

A. Pengertian

Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
 Memberi penjelasan
 Memberi komentar atau penilaian
 Memberi saran
 Menyampaikan sanggahan
 Membuktikan hipotesa.

B. Unsur-unsur kerangka laporan

Kerangka Laporan ilmiah umumnya terdiri dari 3 atau 4 bagian yang disusun dari atas kebawah sebagai berikut :

1. Halaman Judul
judul laporan terdiri dari subjek, atau didahului dengan ' Laporan tentang' , 'Laporan Kemajuan tentang','Laporan Tahunan tentang','Penelitian tentang' dan sebagainya. Judul laporan berbeda dari judul buku.
Contoh judul laporan:
Laporan tentang
SURVEY USAHA KECIL MENENGAH
DALAM GO-ONLINE
di daerah
BEKASI JAWA BARAT

2. Nama dan identitas penerima laporan
Unsur ini tidak selalu ditulis. Jika ditulis, maka sebelumnya didahului dengan kata-kata 'Diserahkan kepada'. Jika penerima laporan memiliki kedudukan resmi, tulislah kedudukan itu. contoh:

Diserahkan kepada
Prof.Dr. Muhamad Rayhan Dillah, CEO
Digital Marketing Agency

3. Nama dan identitas penulis
Sebelum nama penulis biasanya didahului dengan perkataan 'Oleh' dan diikuti oleh gelar. Contoh:

Oleh
Saepul Bahri
Web Programmer

dan

Hendra Suherman
Chief Technology Office

4. Tempat dan tanggal
Dibagian bawah halaman ditulis tempat dan tanggal dalam 2 baris terpisah. Contoh:

Bekasi, Jawa Barat
31 Desember 2015

C. Manfaat Penyusunan Laporan
Laporan kegiatan merupakan alat yang penting untuk :
a. Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.
b. Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
c. Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
d. Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain

Uraian berikut akan lebih ditekankan pada pembahasan hal-hal yang berkaitan dengan laporan tertulis. Laporan inilah yang secara resmi dijadikan sebagai sumber informasi, alat pertanggungjawaban, dan alat pengambilan keputusan dalam kehidupan organisasi. Sebelum laporan disajikan secara lisan, laporan terlebih dahulu disusun dalam bentuk tertulis secara sistematis sehingga mudah dipahami. Dari segi bentuk tertulis, laporan terbagi menjadi seperti berikut:

1. Laporan berbentuk formulir atau matriks, yaitu laporan yang tinggal mengisi pada blangko yang disediakan.
2. Laporan berbentuk memorandum atau nota, yaitu laporan yang diuraikan secara singkat. Laporan ini dibuat dalam rangka proses hubungan kerja antara atasan dan bawahan atau antar-unsur-unsur dalam suatu instansi.
3. Laporan berbentuk surat, yaitu laporan yang diuraikan lebih panjang dari memorandum sebagaimana uraian dalam bentuk surat biasa. Jenis laporan ini dapat dipergunakan untuk bermacam-macam topik.
4. Laporan berbentuk naskah, yaitu laporan yang panjang, biasanya disusun seperti makalah. Materi laporan dibagi menjadi beberapa topik dan subtopik.
5. Laporan berbentuk buku, yaitu laporan yang disusun dalam bentuk buku.

Agar suatu laporan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, dalam proses penyusunan laporan, selain harus memperhatikan berbagai prinsip dan syarat dalam penyusunan laporan, juga harus memperhatikan tata caranya. Pada intinya, tata cara penyusunan laporan dimulai dari tahap persiapan yang mencakup penentuan kerangka permasalahan, tujuan penulisan laporan, dan proses pengumpulan data, kemudian membuat kerangka laporan , dan diakhiri dengan tahap penulisan laporan itu sendiri.

D. Penyusunan Laporan Ilmiah:

01. Tahap Persiapan
Pada tahap awal ini harus terjawab beberapa pertanyaan penting seperti hal apa yang akan dilaporkan? Mengapa hal itu harus dilaporkan ? Kapan laporan akan disampaiakan? Data apa yang penting, baik sebagai data utama maupun data pendukung? Dengan terjawabnya beberapa pertanyaan ini, maka akan dapat dirumuskan secara jelas latar belakang dan masalah laporan, tujuan laporan, target waktu laporan, data yang relevanuntuk disajikan, dan sumber-sumber data.

02. Pengumpulan dan Penyajian Data
Setelah itu, langkah berikutnya adalah merencanakan pengumpulan dan penyajian data. Dalam proses pengumpulan harus selalu mengacu pada permasalahan dan tujuan yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber primer maupun sumber sekunder. Setelah dikumpulkan, kemudian data itu dikelompokkan, data mana yang menjadi bahan utama dan data pendukung atau penunjang dan penyajian data

03. Sistematika Laporan
Tahap berikutnya adalah menentukan bagian-bagian utama laporan atau lazim disebut sistematika laporan, kemudian sub-sub bagian laporan yang nantinya akan dijabarkan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat.

04. Penulisan Laporan
Pada tahap penulisan laporan harus mengacu pada sistematika yang telah ditetapkan sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut, mudah dipahami, dan enak dibaca.

E. Macam-Macam Laporan Ilmiah

Terdapat 3 jenis Laporan Ilmiah yaitu :

a) Laporan Lengkap (Monograf)
 Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
 Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
 Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
 Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
 Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).

b) Artikel Ilmiah
 Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
 Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
 Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.

c) Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

Ciri - Ciri Laporan yang baik
Laporan yang baik mendukung beberapa hal antara lain:
 Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku).
 Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan jenis perintah bukan tanya.
 Laporan disertakan dengan identifikasi masalah
 Data yang lengkap sebagai pendukung laporan
 Adanya kesimpulan dan saran
 Laporan dibuat menarik dan juga interaktif

Syarat Laporan Ilmiah
Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
 Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
 Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
 Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
 Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
 Tulisan disusun dengan metode tertentu
 Tulisan disusun menurut sistem tertentu
 Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.


DAFTAR PUSTAKA :
- Arifin,E Zaenal 1993.Bahasa Yang Lugas Dalam Laporan Teknis.Cetakan I. CV Akademika Pressindo, Jakarta.
- D.Brotowidjoyo Mukayat. 2010. Penulisan Karangan Ilmia. Akademi Pressindo, Jakarta.
http://bangbiw.com/unsur-kerangka-laporan-dan-manfaat-penyusunan-laporan/
http://forum.detik.com/pengertian-tujuan-dan-manfaat-karya-ilmiah-t1172242.html

Selasa, 29 Desember 2015

FORMAT MAKALAH ILMIAH (Softskill Bab 11)

A. Format Makalah Ilmiah

Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki format penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah. Uraian di bawah ini membahas format penulisan karya ilmiah berupa skripsi pada Program S-1 Pemerintahan Integratif. Namun beberapa poin penting dalam format penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah selain skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain sebagainya.

1. Bahan dan Ukuran Kertas
Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah sebagai berikut:
01. Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
02. Jenis kertas: HVS 80 gram.
03. Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan) dengan lambang Universitas Mulawarman sebagai pembatas.

2. Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sebagai berikut:
01. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti MS Word, Excel, dan lain-lain.
02. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 12 kecuali untuk:

a) Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (disesuaikan dengan panjang judul, lihat Lampiran).
b) Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.
c) Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
d) Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul yang hirarkhinya tidak setingkat), dan sejenisnya. Judul sub sub-sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat dengan huruf miring biasa.

Batas tepi (margin):
a. Tepi atas : 4 cm
b. Tepi bawah : 3 cm
c. Tepi kiri : 4 cm
d. Tepi kanan : 3 cm

1) Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.
A. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:

a. Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:
1) Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).
2) Riwayat Hidup dan Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda.
3) Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
4) Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran disusun dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
5) Lainnya, lihat Lampiran.

b. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun
dengan menggunakan spasi ganda.
c. Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang dafta rreferensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar referensi dengan spasi ganda), dan Lampiran yang ditulis dengan spasi tunggal atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran.

6) Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:

01. Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti PT., CV.), posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda titik. Perkecualiannya adalah judul pada halaman Persetujuan Seminar dan Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa, dicetak tebal).

02. Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah kiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).
03. Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik.
04. Judul sub sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).

B. Unsur-Unsur Makalah

Makalah merupakan salah karya tulis yang membahas tentang suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu masalah secara ilmiah. Umumnya membuat makalah merupakan tugas dari guru atau dosen sebagai persyaratan penilaian untuk menyelesaikan pelajaran atau mata kuliah, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan lapangan. Di dalam makalah terdapat unsur-unsur penanda yang membangun sebuah makalah, yaitu sebagai berikut:

1) Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.

2) Ejaan
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang di standarisasikan dan mempunyai makna.

3) Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaanya sehingga dapat memberikan kesan/ makna/ efek sesuai dengan harapan. Dengan menggunakan diksi yang tepat, pembaca dapat lebih mudah memahami dan peluang untuk mendapatkan tujuan lebih besar.

4) Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Jika tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa.

5) Alinea dan Pengembangannya
Alinea atau Paragraf adalah kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat, berupa penggabungan beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan atau satu tema. Pengembangan alinea itu sendiri berkaitan dengan: (1) posisi kalimat topik, (2) fungsi alinea, (3) sifat informasi yang akan disampaikan (persuatif, argumentatif, naratif, deskriptif, atau ekspositoris).

6) Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
Untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang bagus, seorang penulis harus terlebih dahulu merencanakannya dengan matang dalam hal: (1) pemilihan topik, (2) pembatasan topik, (3) pemilihan judul, (4) menentukan tujuan penulisan, (5) menentukan kerangka karangan, (6) langkah-langkah penulisan ilmiah.

7) Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur. Adapun cara membuat kerangka suatu karangan adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tema dan menetukan judul suatu karangan
b. Mengumpulkan bahan
c. Menseleksi bahan
d. Mengembangkan kerangka karangan

8) Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seseorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah.
Contoh: Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan tentang suatu hal (Sumardjan dan Koentjaraningrat, 1997:63).
Catatan kaki merupakan keterangan-keterangan atas teks karangan yang bersangkutan.
Contoh: William N. Dunn, Analisis Kebijakan Publik terj. Muhajir Darwin, (Yogyakarta: Hanindita, 2001), 20-32.

9) Abstrak dan Daftar Pustaka
Abstrak merupakan ringkasan singkat dan jelas dari suatu karya tulis, seperti skripsi, tesis, dan disertasi yang sudah diterbitkan disertai data bibliografis yang dapat membantu pembaca dalam memahami isi dan maksud penulis serta mengarahkan pembaca untuk membaca artikel secara keseluruhan.
Daftar pustaka atau bibliografi merupakan daftar berisi judul- judul buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap.

C. Topik, Tujuan dan Tesis

Persiapan untuk menulis sebuah karya ilmiah berbeda dengan persiapan menulis sebuah berita. Jika menulis berita topik sudah tersedia, yakni hal yang harus diliput. Tidak demikian dengan karya ilmiah seringkali topik sudah ditentukan tapi terkadang juga si penulis harus menentukan topiknya sendiri. Biasanya topik yang dipilih berkaitan dengan hal yang sedang diteliti. Karya ilmiah harus disusun secara sistematis, setiap langkah terencana serta terkendali, konseptual dan prosedural. Berdasarkan syarat tersebut kemudian dilakukan pemilihan topik disertai penetapan tujuan, kemudian topik dan tujuan tersebut dirumuskan menjadi sebuah tesis yang utuh.

Topik seringkali sulit dibedakan dari judul, sebuah topik dapat apa saja pada akhirnya dijadikan judul tulisan. Tetapi topik tidak sama dengan judul, tidak selalu sebuah topik adalah sebuah judul. Mungkin saja terjadi sebuah judul mengandung topik. Dalam Keraf (1997), dikatakan bahwa topik berasal dari kata Yunani, topoi, yang berarti ‘tempat’. Ada empat syarat memilih topik, yaitu:
1. Menarik minat penulis,
2. Diketahui dan dikuasai oleh penulis,
3. Harus cukup sempit dan terbatas,
4. Sebaiknya, tidak terlalu baru, teknis, atau controversial (khusus untuk penulis pemula).

Jika selesai memilih topik langkah berikutnya adalah menetapkan tujuan penulisan. Menurut Keraf (1997), tujuan penulisan ada dua, yaitu:
1. Sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis berlandaskan topik yang telah dipilih
2. Maksud penulis dalam menguraikan topik bahasan.

Langkah berikutnya adalah merumuskan tesis, yakni menggabungkan topik dan tujuan kita. Tesis sebenarnya sama dengan tema. Dalam laras ilmiah, sebagaimana diuraikan dalam Keraf (1997), tesis adalah tema bagi laras ilmiah yang berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang berfungsi sebagai gagasan sentral kalimat tersebut. Kata tema berasal dari bahasa Yunani, tithenai, yang berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Dalam proses penulisan sebuah karya, tema berarti sebuah perumusan dari topik yang telah dipilih sebagai landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui pilihan topik tadi.

Dalam merumuskan sebuah tesis, harus diperhatikan pula bentuk kalimat tesis itu dengan memperhatikan lima hal berikut ini.
1. Harus berupa sebuah kalimat hasil perumusan topik dan tujuan.
2. Dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat.
3. Tidak boleh berupa kalimat majrmuk setara.
4. Harus bergagasan sentral, dalam hal ini gagasan utama kalimat tesis.
5. Tidak mengandung kata negasi dan kata relatif, seperti beberapa, hanya, agak.
6. Sebuah tesis yang baik harus memiliki:
7. Kejelasan,
8. Kesatuan,
9. Perkembangan yang jelas,
10. Keaslian,
11. Kecocokan judul.

Tesis dan topik bukan judul. Jika topik dan tesis dirumuskan di awal proses penulisan, sebaliknya perumusan judul dilakukan setelah seluruh karangan selesai. Sebuah judul harus memiliki persyaratan:
1. Ringkas
2. Provokatif, dan
3. Relevan dengan isi.

Ada syarat lain yang merupakan syarat khas untuk tesis berkaitan dengan sifat ilmiahnya, yaitu:
1. Bersifat terbatas, jika sudah ditetapkan jenis pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan,
2. Mengandung kesatuan dengan hanya satu gagasan sentral,
3. Mengandung ketepatan, yaitu tesis mengandung kata atau istilah yang mengandung satu pengertian yang dapat dipertanggungjawabkan pengertiannya dalam tulisan ilmiahnya kelak.


Sumber:
http://belajarpsikologi.com/format-penulisan-karya-ilmiah/
http://lenterakecil.com/pengertian-dan-penulisan-makalah/
http://luckyandriawan.tumblr.com/post/118023594544/tugas-softskill-ke-3
http://www.academia.edu/9534983/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_RAGAM_BAHASA_
https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan
http://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-diksi-dan-contohnya-lengkap.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
http://iansukmawijaya.blogspot.co.id/2013/11/alinea-dan-pengembangannya.html
http://fzahrah.blogspot.co.id/2013/12/perencanaan-penulisan-karangan-ilmiah.html
http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-contoh-kerangka-karangan-dan-cara-membuatnya.html
http://www.rumpunnektar.com/2014/02/cara-menulis-kutipan-dan-catatan-kaki.html
http://www.academia.edu/7136476/PENGGUNAAN_ABSTRAK_DAN_DAFTAR_PUSTAKA
http://selvianadianasari.blogspot.co.id/2015/12/unsur-unsur-penanda-yang-membangun.html
http://daracs.blogspot.co.id/2013/03/ringkasan-topik-tujuan-dan-tesis.html